Mitos-Mitos Tentang Hipnosis

hipnosis mitos

Mitos atau pandangan yang salah terhadap hipnosis sangat banyak tersebar di kalangan masyarakat. Banyak yang mengaitkan hipnosis dengan hal-hal mistis, gaib, pengendalian pikiran dan penipuan. Hal ini diperparah dengan publikasi media baik melalui televisi, surat kabar, internet, dan lain-lain. Beberapa stasiun televisi bahkan menayangkan hipnosis sebagai suatu yang dapat membeberkan rahasia dan aib seseorang. Semua itu hanya akan menimbulkan pemahaman yang salah di pikiran masyarakat awam yang tidak tahu persis apa sebenarnya hipnosis.

Padahal hipnosis bukanlah seperti itu, justru hipnosis bisa dijadikan alat untuk membantu membuang kebiasaan buruk, pikiran negatif, menyembuhkan penyakit psikis dan psikosomatik. Beberapa pandangan keliru yang tersebar di kalangan masyarakat awam di antaranya adalah:

Hipnosis merupakan praktek supranatural

Kenyataannya hipnosis hanyalah sebuah kemampuan komunikasi yang digunakan oleh juru hipnosis untuk membawa seseorang masuk kedalam kondisi hipnosis. Kondisi yang dimaksud adalah kondisi dimana otak berada di antara gelombang alpha dan tetha. Gelombang tersebut hampir sama dengan kondisi orang yang sedang dalam meditasi atau ibadah khusyu’. Sama sekali tidak ada unsur kekuatan magis atau mistik yang terlibat.

Hipnosis sama dengan tidur

Kondisi trans saat seseorang dihipnosis bisa dipantau menggunakan alat pengukur EEG. Saat seseorang tidur, maka ia tidak akan sadar terhadap diri dan sekitarnya. Berbeda dengan kondisi hipnosis, seseorang malah sangat sadar dan lebih fokus dari biasanya. Adapun kata tidur yang biasa dikatakan oleh juru hipnosis hanyalah sebuah induksi yang meminta subjek untuk menutup mata dan mengistirahatkan tubuhnya, bukan tidur dalam artian sebenarnya.

Hipnosis dapat mengubah kepribadian

Hipnosis bukanlah mantra yang bisa menjadikan sesuatu berubah seperti yang diinginkan. Itu hanya fantasi di dalam film-film holywood. Faktanya hipnosis tidak bisa mengubah kepribadian seseorang. Hipnosis hanya bisa membantu mengubah pola pikir seorang menjadi lebih baik. Beberapa hasil penelitian menunjukan bahwa hipnosis dapat membantu memulihkan suatu kondisi mental, namun tidak dapat mencuci (memprogram) pikiran ataupun mengubah kepribadian seseorang.

Hipnosis adalah bentuk penguasaan pikiran
Pandangan ini sepenuhnya keliru. Hipnosis hanya akan terjadi jika subjek bersedia. Saat mereka tidak bersedia, juru hipnosis tidak akan bisa menghipnosis subjek bagaimana pun caranya. Karena setiap hipnosis pada dasarnya adalah self hypnosis juru hipnosis hanya berperan sebagai pembimbing. Jadi yang berperan penting di sini adalah subjek hipnosis yang mau bekerja sama dengan juru hipnosis.

Saat seseorang dirampok, pada dasarnya ia tidak mau, cuman dipaksa. Oleh karena itu jika ada yang mengaku dirampok dengan cara dihipnosis, itu tidaklah benar. Mereka hanya dipaksa dan ditipu.

Hipnosis mengakibatkan lupa ingatan

Hipnosis tidak dapat digunakan untuk menghapus ingatan. Saat masuk ke dalam trans yang dalam, seseorang akan mengalami kemampuan mengingat yang sangat tinggi bernama hypermnesia. 

Dalam proses terapi, seseorang memang bisa dimbing untuk mengabaikan suatu ingatan tertentu. Namun tetap saja, hipnosis tidak akan pernah bisa menghapus secara total ingatan itu.

Wanita lebih mudah dihipnosis daripada pria

Kenyataannya, yang memudahkan seseorang untuk dihipnosis adalah tingkat sugestibilitasnya, bukan jenis kelamin. Tingkat sugestibilitas adalah kemampuan seseorang untuk menerima saran (sugesti). Semakin tinggi sugestibilitas seseorang, maka semakin mudah untuk masuk ke kondisi hipnosis. 

Itulah beberapa mitos yang tersebar di kalangan masyarakat awam tentang hipnosis. Semoga kita bisa menambah ilmu dan mempelajari sesuatu secara benar terlebih dahulu sebelum memandang sesuatu. 

Baca Juga: Sejarah Hipnosis Yang Mendunia dan Berkenalan Dengan Hipnosis



Tidak ada komentar: